Untung Besar Dan Berkah, Inilah Cara Berdagang Rasulullah! Mau Meniru??

Di masa hidupnya, Nabi Muhammad dikenal sebagai pedagang dengan reputasi yang cemerlang. Banyak kalangan yang menyukai menjalin kerjasama dengan Nabi Muhammad. Hal ini karena Nabi Muhammad selalu mengutamakan kejujuran dan memegang teguh amanah serta janji kepada orang lain. Inilah cara berdagang Rasulullah yang harus ditiru oleh seluruh manusia secara umum.

Salah satu cara berdagang Rasulullah adalah dengan selalu berbuat adil dan membuat konsumennya merasa puas dan tidak kecewa atas pelayanan yang diberikan Nabi Muhammad. Setiap kali ada barang yang dipesan kepadanya, Nabi Muhammad selalu memberikan barang dengan kualitas terbaik dan mengantarkan tepat pada waktu yang dijanjikan.

Itulah mengapa sejak berusia muda, Nabi Muhammad dikenal sebagai pelaku bisnis yang memiliki integritas tinggi. Bahkan apabila ada barang yang kurang memenuhi standar kualitas, tanpa ragu Nabi Muhammad mengatakan hal tersebut kepada konsumen. Tujuannya adalah agar konsumen tidak merasa kecewa. Cara berdagang Rasulullah inilah yang kemudian menjadikan namanya harum di dunia perdagangan saat itu.

Baca Juga : Customer Satisfaction Adalah Kunci Kesuksesan Perusahaan, Mengapa?

Etika Bisnis ala Rasulullah

Sepintas cara berdagang Rasulullah ini terlihat merugikan. Karena menyebabkan konsumen batal membeli barang yang kualitasnya kurang bagus atau cacat tersebut. Namun sebaliknya, hal ini justru menjadi nilai lebih Nabi Muhammad di mata konsumen. Karena di masa mendatang, konsumen yang merasa puas tersebut akan kembali datang dan tanpa merasa ragu melakukan transaksi dengan nilai yang lebih besar.

Dalam salah satu hadisnya, Nabi menyampaikan pentingnya kejujuran dalam bisnis. Hadist tersebut berbunyi “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya, termasuk dalam golongan para nabi, orang-orang yang benar-benar tulus dan para syuhada”. Hadits ini diriwayatkan oleh Al Tirmidzi, Darimi dan Al Daruquthni.

Melalui hadist lainnya, Nabi Muhammad memberikan peringatan tentang pentingnya berbuat baik dalam sebuah bisnis. “Allah memberikan rahmat-Nya kepada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli dan membuat suatu pernyataan”, demikian dijelaskan dalam hadits riwayat Al-Bukhari tersebut dan menjadi prinsip dasar cara berdagang Rasulullah.

Itulah mengapa, dalam menjalankan usahanya Nabi Muhammad tidak sekedar mengejar keuntungan besar dalam setiap transaksi. Meski demikian, bukan berarti cara berdagang Rasulullah tidak menghasilkan keuntungan yang memuaskan dalam perdagangan yang dilakukannya.

Hal ini dibuktikan ketika Nabi Muhammad masih bekerja pada perusahaan Siti Khadijah yang memasarkan barang dagangan hingga ke kawasan Syria, Yerusalem, Yaman dan berbagai kawasan lainnya. Keuntungan yang berhasil diraup Nabi Muhammad, melebihi keuntungan yang diberikan oleh pekerja Siti Khadijah lainnya.

Cara berdagang Rasulullah inilah yang kemudian membawa rasa cinta pada diri Siti Khadijah. Hasil yang ditunjukkan oleh sikap Muhammad ini memberikan makna, bahwa jangan pernah takut untuk berbuat jujur demi mengejar keuntungan. Karena dengan kejujuran pun, seseorang bisa meraih keuntungan yang cukup memuaskan.

Baca Juga : Ini Dia 6 Contoh Strategi Pemasaran Produk Makanan Hasilnya Dahsyat

Keutamaan Berdagang

Nabi Muhammad sangatlah menganjurkan umatnya untuk mencari penghasilan dengan cara berdagang atau bisnis. Karena dengan jalan ini, seseorang mampu memiliki kemerdekaan dan kebebasan untuk beribadah. Perintah untuk berniaga ini, bukan hanya ditemukan dalam hadist-hadist, namun juga terdapat dalam Al Qur’an.

Tak kurang ada empat ayat dalam AL Qur’an yang merujuk pada perintah melakukan perniagaan bagi manusia dalam mencari penghasilan. Misalnya saja dalam surat Al Naba’ ayat 11, yang berbunyi “Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan”.

Di masa hijrah dari Makkah ke Madinah, anjuran Nabi kepada umatnya untuk melakukan perdagangan tetap dilakukan. Anjuran tersebut pun dipatuhi oleh masyarakat Madinah, yang menuruti perintah Nabi Muhammad untuk menggeluti usaha perdagangan. Hal ini berdampak pada meningkatnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Madinah setelah mengikuti nasihat nabi Muhammad.

Dalam proses perdagangan, Nabi Muhammad bukan hanya sekedar berperan sebagai inisiator atau yang menghimbau. Namun, Nabi Muhammad memberikan teladan berupa sikap profesional yang cukup tinggi dan menjadi standar sikap bisnis modern.

Profesionalitas cara berdagang Rasulullah ini antara lain dalam bentuk penghindaran masalah. Di masa Nabi, sering dijumpai perdebatan antara konsumen dan penjual dalam transaksi yang mereka lakukan. Namun, hal ini tidak berlaku pada perdagangan yang dilakukan Nabi Muhammad.

Setiap terjadi transaksi, selalu muncul kesepakatan antara Nabi Muhammad dan konsumennya yang diikuti pemenuhan kesepakatan tersebut. Dengan demikian, konsumen tidak merasa kecewa dengan transaksi yang mereka lakukan dengan Nabi Muhammad. Mengingat, konsumen akan mendapatkan barang dagangan yang spesifikasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.

Inilah yang menghindarkan munculnya konflik antara Nabi Muhammad dan konsumen. Konsumen tidak memiliki alasan untuk mengeluh atas pelayanan yang diberikan Nabi Muhammad. Mengingat, setiap kesepakatan yang dibuat selalu bisa dipenuhi dengan baik oleh Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad dikenal sebagai pedagang jujur yang tidak pernah menipu konsumennya. Setiap barang yang dibeli konsumen, selalu diberikan secara adil baik kualitas maupun kuantitasnya tanpa mengurangi timbangan sedikit pun juga. Kejujuran menjadi landasan proses transaksi yang dilakukan Nabi Muhammad saat itu.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like