Di dalam penjualan, ada istilah soft selling dan hard selling. Salah satu tujuan dari bisnis yaitu untuk mendapatkan penjualan yang optimal, caranya bisa dengan pendekatan soft-selling. Soft selling adalah teknik yang digunakan untuk menjual barang secara halus atau tak kentara. Tim pemasar dan penjualan tidak perlu terlalu agresif meminta agar barangnya segera dibeli. Mereka melakukan tindakan persuasif yang halus untuk menjaga agar prospek tetap tertarik.
Perusahaan memiliki strategi pemasarannya masing-masing sehingga bisa mewujudkan tujuan bisnisnya. Soft selling bisa menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk mendorong penjualan. Bagaimana cara melakukannya agar berhasil? Berikut ini beberapa tips dalam melakukan soft selling.
Baca juga: Faktur Pembelian Adalah Bukti Transaksi, Bagaimana Cara Membuatnya? Yuk Intip
Sebelum menjangkau prospek atau pelanggan potensial maka perlu mempelajari tentang tujuan dan tantangan mereka. Ini memberikan pengertian bagaimana membantu pelanggan untuk mencapai tujuan mereka atau mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Hal yang perlu dilakukan untuk memahami hal tersebut yaitu melakukan riset yang dalam. Komunikasikan dengan partner periklanan untuk mendapat pandangan apa yang target pasar tersebut sukai.
Salah satu cara soft selling adalah dengan mendengarkan secara aktif. Penjual harus bisa membuat prospek merasa didengarkan, dihargai, dan dihormati. Ini juga bisa membantu penjual memahami apakah prospek tersebut memang cocok dengan penawaran tersebut.
Cara mendengarkan secara aktif misalnya bisa mendengarkan dengan tulus, mengutip apa yang mereka katakan, melakukan konfirmasi, mengajukan pertanyaan relevan, dan memperhatikan lebih dari kata-kata saja.
Inti dari soft selling adalah membangun hubungan yang positif. Luangkan waktu untuk mengetahui prospek. Bagaimana membangun hubungan yang positif tersebut? Sebaiknya penjual tidak secara langsung berbicara tentang bisnis. Luangkan waktu untuk mengetahui mereka secara personal. Tunjukkan bahwa memang peduli dan tertarik terhadap personal prospek tersebut.
Berbeda dengan hard selling yang cenderung agresif dan untuk jangka pendek, soft selling bisa membutuhkan waktu yang lebih lama. Salah satu aspek dalam soft selling yaitu memberikan ruang agar prospek membuat keputusan mereka sendiri.
Tidak perlu membombardir mereka dengan email dan panggilan langsung. Daripada melakukan hal tersebut, sebaiknya mengirim prospek informasi yang relevan untuk membantu mereka dalam membuat keputusan tanpa menekan agar melakukan pembelian.
Memang penting untuk tetap profesional, namun tidak harus terlalu formal saat berkomunikasi dengan pelanggan potensial. Berbicara dengan empati dan menawarkan rekomendasi untuk membantu mereka mengatasi masalahnya bisa menjadi cara untuk bersahabat.
Kepribadian penjual akan berperan signifikan dalam melakukan teknik penjualan soft selling ini. Saat mengirim email juga perlu melakukan personalisasi sesuai dengan prospeknya.
Baca juga: 7 Ide Usaha Rumahan Modal 50 ribu yang Mudah Dilakukan
Soft selling merupakan teknik yang banyak digunakan dalam penjualan di era saat ini. Alasannya tentu karena ini memiliki banyak kelebihan. Berikut beberapa kelebihan dari soft selling.
Soft selling sesuai dengan namanya tidak keras dalam melakukan pemasaran atau penjualan produk. Penjual tidak perlu mendorong produknya pada pelanggan. Ini membuat pelanggan menjadi merasa tidak tertekan untuk membuat pembelian.
Soft selling adalah teknik penjualan yang bisa menciptakan rasa percaya. Ini karena dengan soft selling, penjual menyediakan hal yang bernilai pada pasar seperti informasi tanpa memaksa untuk membeli.
Meskipun tanpa mendorong brand langsung pada prospek, soft-sell bisa efektif untuk menciptakan brand awareness. Fokus dari teknik penjualan ini yaitu pada kualitas dan relevansi konten, bukan pada penjualan. Konten yang berkualitas tinggi dan membantu target audiens akan lebih banyak di-share pada teman dan kerabat mereka. Ini dapat meningkatkan brand awareness yang membantu mendapatkan tambahan pengikut.
Soft selling sendiri dapat diterapkan dalam berbagai jenis penjualan dan pemasaran. Sebelumnya tim pemasaran dan penjualan perlu mendapatkan pemahaman yang tepat tentang teknik soft selling itu sendiri.
Ini memerlukan kepribadian yang bersahabat dan empati di hadapan pelanggan potensial. Bukan hanya pintar berkomunikasi saja namun juga pandai untuk mendengarkan dan memahami orang lain.
Baca juga: Tips dan Contoh Targeting Pemasaran dari 3 Brand Ternama
Jadi soft selling adalah teknik penjualan yang tidak langsung mendorong target market untuk melakukan pembelian. Ini memberikan ruang pada prospek untuk bisa menentukan sendiri pembelian tersebut tanpa harus ditekan.
Target pasar atau pembeli potensial bisa mendapatkan manfaat dari konten promosi yang dilakukan secara soft selling ini. Secara tak langsung mereka bisa lebih mempercayai brand karena berbagai konten berkualitas yang disajikan.