Contoh Stock Keeping Unit untuk Pengelolaan Persediaan Produk

Foto: Pixabay @ranjatm

Stock Keeping Unit (SKU) merupakan identifikasi unik yang digunakan untuk memantau persediaan produk dalam sebuah bisnis. Contoh Stock Keeping Unit berupa kode yang diberikan untuk setiap produk dalam sistem persediaan perusahaan. Adanya SKU memungkinkan bisnis untuk melacak tingkat stok dan penjualan dengan lebih mudah. Ini banyak digunakan dalam bisnis ritel dan fashion yang memiliki banyak jenis produk. 

Manfaat Stock Keeping Unit

Penggunaan SKU sangat bermanfaat bagi bisnis yang memiliki banyak produk. Adanya kode unik untuk setiap produk bisa membuat bisnis dapat dengan mudah mengidentifikasi dan melacak tingkat persediaan produknya. SKU juga berguna bagi bisnis yang menjual produk melalui beberapa saluran, seperti toko online dan toko offline. Ini memungkinkan untuk melacak penjualan dan persediaan di semua saluran dan membuat keputusan informasi tentang tingkat persediaannya.

Format SKU dapat bervariasi tergantung dari jenis bisnis dan industrinya. Namun, umumnya SKU terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang mewakili atribut tertentu dari produk. Di industri fashion, SKU dapat mencakup ukuran, warna, dan style produk. Contoh Stock Keeping Unit di industri elektronik misalnya mencakup merek, model, dan fitur produk.

Penggunaan SKU bermanfaat bagi kemudahan pengelolaan suatu bisnis. Berikut ini beberapa manfaat SKU:

1. Membantu melacak tingkat persediaan secara akurat

SKU membantu mengetahui berapa persediaan barang yang masih ada. Bisnis dapat dengan cepat menentukan berapa banyak unit dari setiap produk yang mereka miliki di stok dan kapan mereka perlu memesan ulang. Ini membantu menghindari kehabisan stok dan memastikan bahwa mereka selalu memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Baca juga: 5 Contoh Ekonomi Kreatif Kuliner di Indonesia

2. Membantu bisnis mengelola rantai pasokan dengan efektif

SKU bisa memudahkan dalam melacak tingkat persediaan dan penjualan. Bisnis dapat mengidentifikasi tren dan pola dalam permintaan pelanggan. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan rantai pasokan, seperti menyesuaikan jadwal produksi, memesan lebih banyak produk dari pemasok, atau mengubah strategi pemasaran.

3. Membantu bisnis meningkatkan layanan pelanggan

Jika mudah melacak berapa persediaan barang yang ada maka bisnis dapat dengan cepat merespons pertanyaan pelanggan tentang ketersediaan produk. Ini membantu bisnis memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

4. Membantu bisnis mengurangi biaya operasional

Bisnis dapat menghindari pengadaan stok yang berlebihan dan mengurangi jumlah persediaan yang perlu disimpan. Ini membantu bisnis menghemat biaya penyimpanan dan meningkatkan arus kas perusahaan.

Jadi SKU merupakan komponen penting dari manajemen persediaan untuk bisnis. Ini memungkinkan untuk melacak tingkat persediaan, mengelola rantai pasokan, meningkatkan layanan pelanggan dan mengurangi biaya operasional. 

Cara Membuat dan Contoh Stock Keeping Unit 

Adanya kode unik untuk setiap produk, memungkinkan bisnis dapat dengan mudah mengidentifikasi dan melacak tingkat persediaan dan membuat keputusan berdasar informasi tersebut. SKU merupakan alat sederhana namun kuat yang dapat membantu bisnis meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.

Contoh Stock Keeping Unit misalnya pada toko pakaian yang menggunakan SKU untuk melacak tingkat persediaan mereka. Setiap produk di toko memiliki kode unik yang mencakup ukuran, warna, dan gaya produk. 

Ketika pelanggan membeli produk, tim penjualan memindai kode SKU, dan sistem secara otomatis memperbarui tingkat persediaan. Ini memungkinkan toko untuk melacak tingkat persediaan mereka dengan akurat dan memesan produk ketika diperlukan. Selain itu, toko dapat menggunakan data SKU untuk mengidentifikasi tren permintaan pelanggan dan menyesuaikan tingkat persediaan mereka sesuai.

Baca juga: Begini Cara Usaha Kecil Pembukuan Sederhana Tulis Tangan, Plus Manfaatnya

Satuan penyimpanan stok terdiri dari huruf dan angka. Angka dan huruf memberikan detail tentang produk, seperti merek, nomor model, warna, dan lain-lain. Setiap perusahaan mengikuti cara sendiri dalam membuat SKU untuk produknya, dan tidak ada cara yang salah dalam membuat SKU. Berikut ini tips untuk membuat Stock Keeping Unit.

1. Membuat setiap SKU unik. Jangan pernah menggunakan kembali SKU dan pastikan setiap produk dilengkapi dengan SKU yang unik.

2. Membuat SKU yang pendek. SKU yang panjang mungkin sulit dibaca dan mungkin tidak berfungsi dalam beberapa sistem manajemen inventaris.

3. Jangan gunakan spasi atau karakter khusus. Membuat SKU dengan spasi atau karakter khusus dapat membingungkan orang.

4. Jangan gunakan huruf yang dapat keliru dengan angka. Hindari menggunakan huruf seperti O dan I, yang dapat keliru dengan 0 dan 1.

Misalnya saat akan membuat SKU untuk produk fashion berupa sepasang jeans Gucci hitam yang berukuran sedang. Contoh Stock Keeping Unit untuk produk tersebut yaitu, BLK-MED-G243-GUC, dengan tanda hubung digunakan untuk memisahkan informasi spesifik tentang produk. 

  • BLK merujuk pada warna produk (Black = Hitam)
  • MED merujuk pada ukuran produk (Medium = Sedang)
  • G243 merujuk pada nomor model yang diberikan oleh produsen
  • GUC merujuk pada merek produk (Gucci)

SKU untuk celana jeans ini merupakan contoh Stock Keeping Unit yang sederhana, unik, dan pendek. Bagi usaha yang menjual banyak jenis produk maka ada baiknya untuk menggunakan sistem SKU untuk mempermudah pelacakan. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like