Apa itu Omset dalam Bisnis? Ini Penjelasan dan Jenis-Jenisnya

Foto: Pixabay @Maklay62

Memahami omset adalah penting apapun jenis industrinya. Konsep ini membuat pengusaha bisa mengerti bagaimana bisnis berjalan dan menjual layanan. Apa itu omset? Omset merupakan istilah dalam bisnis atau akuntansi yang merujuk pada total penjualan dalam periode tertentu. Jadi omset bukan berarti laba atau keuntungan, ini berupa total penjualan. 

Apa itu Omset dan Apa Pentingnya dalam Bisnis?

Omset merupakan jumlah total penjualan dalam sebuah bisnis untuk satu periode tertentu. Jumlah omset ini akan muncul pada laporan pendapatan. Sebagian orang menyebut omset sebagai pendapatan/income atau pendapatan kotor/gross revenue. Omset berbeda dari profit yang mengukur pendapatan penjualan

Di dalam bisnis, omset merupakan bagian dari akuntansi. Istilah ini membantu untuk memahami secepat apa bisnis mendapatkan uang. Ini juga mengukur secepat apa perusahaan menjual barang-barangnya. Ada beberapa definisi lain dari omset yang tidak berkorelasi langsung dengan keuangan perusahaan. 

Mengapa omset dalam bisnis adalah hal yang penting? Memahami apa itu omset dari bisnis akan membantu perencanaan dan menjaga investasi. Ini juga penting untuk mengukur performa dan akan berperan penting dalam menilai perusahaan jika berencana ingin menjual. Ini penting bahwa pemilik bisnis dan manajer perusahaan memahami omset mereka. Pemilik bisnis bisa memutuskan apa pengukuran yang dibutuhkan untuk mencapai target profit.

Baca juga: 9 Contoh Jenis Jualan Online yang Laku Setiap Hari

Bagaimana jika laba kotor perusahaan bisa lebih rendah dari omset? Pebisnis perlu untuk mempertimbangkan cara untuk mengurangi biaya dari penjualan. Ini bisa dilakukan dengan melakukan renegosiasi kontrak dengan supplier. Jika laba bersih perusahaan juga lebih rendah dari omset maka perlu membuat bisnis menjadi lebih efisien. 

Memahami apa itu omset penting untuk membuat bisnis mendapatkan keuntungan bukan kerugian. Efisiensi diperlukan jika ternyata laba lebih rendah dari omset. Caranya bisa dengan memanfaatkan teknologi. Pembayaran yang terlambat juga bisa menjadi isu bagi pebisnis kecil. Omset dan laba bisa lebih rendah dari apa yang diperkirakan jika klien tidak tepat waktu. 

Jenis-Jenis Omset (Turnover)

Omset dapat memiliki beberapa arti daripada hanya berupa total penjualan dari periode tertentu. Singkatnya, pengusaha mungkin akan menggunakan istilah omset untuk merujuk pada jumlah pekerja yang meninggalkan perusahaan. Agar lebih memahaminya maka perlu untuk mengetahui jenis-jenis omset. Berikut ini penjelasan beberapa jenis omset.

1. Accounts Receivable Turnover/Omset piutang usaha

Piutang usaha mengacu pada angka total dalam faktur pada periode tertentu yang belum dibayar pelanggan. Cara menghitung omset dari penjualan yang tidak secara tunai yaitu dengan membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Rata-rata piutang merupakan piutang awal dan akhir untuk jangka waktu tertentu misalnya satu tahun. 

2. Inventory Turnover/omset persediaan

Para pebisnis kadang juga menggunakan istilah omset atau turnover untuk merujuk pada seberapa sering inventaris atau stok mereka diganti. Perputaran persediaan yang rendah berarti penjualan juga mungkin lamban. Sedangkan perputaran persediaan yang tinggi menandakan kinerja penjualan yang juga tinggi. 

Omset persediaan atau omset penjualan ini membantu investor dalam mengatasi risiko. Tingkat risiko menjadi apa yang mereka hadapi jika menyediakan modal operasi untuk perusahaan. 

3. Omset portofolio

Apa itu omset portofolio? Istilah omset juga digunakan dalam dunia investasi. Contohnya reksadana memiliki 100 juta aset yang dikelola. Manajer portofolio bisa menjual sekuritas senilai 20 juta sepanjang periode tertentu. Jika demikian maka tingkat omsetnya adalah 20 juta dibagi 100 juta. 

Rasio omset portofolio 20% menandakan bahwa nilai perdagangan mewakili ⅕ dari aset dalam dana tersebut. Investor sering menganggap dana dengan perputaran yang berlebihan memiliki kualitas yang rendah. 

4. Omset aset

Rasio omset aset perusahaan bisa menunjukkan seberapa baik perusahaan menghasilkan pendapatan dari asetnya pada tahun tertentu. Untuk menemukan rasio ini mulailah dengan total penjualan tahunan lalu membaginya dengan jumlah harta di awal tahun dengan harta di akhir tahun. Kemudian membaginya dengan angka 2. Investor sering mencatat rasio omset aset untuk membuat perbandingan dengan perusahaan serupa di industri sejenis. 

5. Omset modal kerja

Apa itu omset modal kerja? Omset semacam ini mengukur seberapa efektif sebuah bisnis dalam menghasilkan penjualan. Ini memperhitungkan semua modal kerja yang digunakan perusahaan. Modal kerja berarti perbedaan antara aset lancar perusahaan dan kewajiban lancarnya. 

6. Omset pajak

Omset pajak merupakan sistem pajak yang disederhanakan untuk bisnis mikro di negara Afrika Selatan. Tujuan dari omset ini untuk membuat hidup lebih mudah ketika memenuhi kewajiban pajak. Sistem omset pajak ini menggantikan jenis pajak lainnya termasuk PPN untuk usaha mikro. 

7. Omset tenaga kerja

Omset tenaga kerja mengukur berapa banyak karyawan yang telah meninggalkan perusahaan selama satu periode. Ini diukur sebagai persentase dari total tenaga kerja. Ini juga termasuk tenaga kerja yang mengundurkan diri secara sukarela serta karyawan yang diminta untuk pergi. 

Jadi pengertian apa itu omset sendiri memang cukup luas. Secara umum ini memang digunakan untuk jumlah penjualan produk dalam periode tertentu. Tapi ada juga jenis omset lainnya dengan arti yang cukup berbeda. 

Tips Meningkatkan Omset Penjualan

Apa itu omset? Omset memang memiliki banyak arti tergantung dari jenis dan penggunaannya. Namun secara umum omset lebih banyak digunakan untuk total penjualan dari bisnis di periode tertentu. Berikut ini beberapa tips untuk meningkatkan omset penjualan. 

1. Memperkuat brand produk

Brand produk yang kuat bisa menarik orang untuk membelinya. Sejak awal memang penting untuk membranding produk dengan kuat. Jika ingin memperkuat brand ketika bisnis sudah berjalan maka bisa dengan re-branding, mengikuti event, atau promosi reward. 

2. Menjangkau pelanggan yang lebih luas

Penjualan yang meningkat bisa terjadi jika ada lebih banyak pelanggan yang membeli produk tersebut. Produk perlu menjangkau pelanggan yang lebih banyak. Ini bisa dengan melakukan promosi yang lebih luas, membuka toko baru, event, lomba, dan lain-lain. 

Baca juga: 6 Contoh Ide Usaha Sampingan di Rumah Modal Kecil dan Tipsnya

3. Meningkatkan pelayanan pada pelanggan

Penjualan bisa meningkat salah satunya bisa karena pelanggan melakukan pembelian kembali. Perusahaan perlu meningkatkan pelayanan pada pelanggan sehingga mereka menjadi loyal dan kembali membeli produk tersebut. Jadi tak hanya karena kualitas produknya, pelanggan bisa membeli kembali karena memang layanannya baik, cepat, dan ramah. 

4. Strategi promosi yang tepat

Omset penjualan terkait dengan strategi penjualan tiap perusahaan. Omset bisa meningkat dengan strategi yang tepat, termasuk terkait promosi. Ada banyak jenis promosi yang bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Promosi yang terlalu mahal belum tentu bisa sesuai dengan target yang diharapkan. Maka dari itu penting untuk melakukan strategi yang sesuai dengan produk dan target pasarnya.

Memahami apa itu omset penting untuk melakukan kebijakan bisnis selanjutnya. Secara umum omset penjualan harus ditingkatkan namun penting juga melihat bahwa biaya-biaya yang muncul juga harus diperhitungkan. Omset berbeda dengan profit atau pendapatan bersih. Saat ingin meningkatkan omset penjualan, pertimbangan apakah biaya yang dikeluarkan bisa sebanding dengan profit yang nantinya akan didapat. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like