Rumus persediaan akhir perlu dimengerti oleh setiap pebisnis karena dalam bisnis sangat penting mengetahui persediaan awal dan persediaan akhir guna menemukan pencapaian bisnis tersebut dan selanjutnya dibuat laporan.
Sebelum membahas mengenai rumus-rumus persediaan akhir, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu penjelasan mengenai pengertian persediaan akhir.
Yang disebut persediaan akhir adalah nilai barang yang masih tersisa/barang yang masih tersedia pada akhir periode akuntansi yang selanjutnya bisa dijual.
Jika sebuah bisnis menjual suatu produk, maka bisnis tersebut kemungkinan akan memiliki sisa produk pada akhir setiap periode akuntansi.
Maka produk yang masih tersisa/tersedia serta nilainya ini disebut persediaan akhir atau disebut juga inventaris akhir. Dan dalam bisnis rumus persediaan akhir berguna untuk memperoleh nilai persediaan akhir.
Rumus persediaan akhir adalah sebagai berikut:
Persediaan akhir = (persediaan awal + pembelian bersih) – harga pokok penjualan (HPP)
Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk menentukan persediaan akhir:
Rumus persediaan akhir dengan metode laba kotor ini menggunakan persentase laba kotor yang didapatkan dari seluruh penjualan, yang selanjutnya bisa mendapatkan harga pokok penjualan.
Selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah rumus persediaan akhir menggunakan metode laba kotor:
Untuk mendapatkan harga pokok barang yang tersedia atau barang yang masih tersisa caranya adalah dengan menambahkan biaya persediaan awal Anda dengan biaya seluruh pembelian.
Berikut ini adalah rumus harga pokok barang yang tersedia:
Biaya barang tersedia = biaya persediaan awal + biaya seluruh pembelian
Langkah berikutnya adalah menentukan harga pokok penjualan, caranya adalah mengalikan jumlah seluruh penjualan dengan persentase laba kotor.
Rumus harga pokok penjualan:
Harga pokok penjualan = penjualan x persentase laba kotor
Langkah terakhir adalah mencari nilai persediaan akhir, caranya dengan mengurangi harga pokok barang yang tersedia dengan harga pokok barang yang tersedia.
Baca juga:Ide Usaha yang Cocok untuk Pemula Minim Resiko yang Patut Dicoba
Rumus persediaan akhir menggunakan metode laba kotor:
Persediaan akhir menggunakan laba kotor = harga pokok barang tersedia – harga pokok barang
Contoh Penggunaan:
Misalnya biaya persediaan awal adalah 20.000.000 dan biaya semua pembelian adalah 5.000.000
Biaya barang tersedia = biaya persediaan awal + biaya semua pembelian
20.000.000 + 5.000.000 = 25.000.000
Jadi harga pokok barang yang tersedia = 25.000.000
2. Tentukan harga pokok penjualan
Misalnya penjualan adalah sebesar 10.000.000
Harga pokok penjualan = penjualan x persentase laba kotor
10.000.000 x 75% = 7.500.000
Harga pokok penjualan = 7.500.000
Persediaan akhir menggunakan laba kotor = harga pokok barang tersedia – harga pokok barang
25.000.000 – 7.500.000 = 12.500.000.
Jadi persediaan akhir menggunakan laba kotor = 12.500.000
Rumus persediaan akhir dengan metode ritel menggunakan persentase biaya-ke-eceran dari total seluruh penjualan untuk menemukan harga pokok penjualan.
Langkah-langkah dalam metode ritel adalah:
Persentase diperoleh dari hasil bagi harga eceran persediaan dengan biaya persediaan yang sebenarnya.
Rumus persentase biaya-ke-eceran:
Persentase biaya-ke-eceran = biaya persediaan/harga eceran persediaan
Langkah berikutnya adalah menambahkan biaya persediaan awal dengan biaya semua pembelian. Hasilnya adalah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual.
Rumus harga pokok barang yang tersedia:
Harga pokok barang yang tersedia = biaya persediaan awal + biaya semua pembelian
Langkah selanjutnya adalah mengalikan jumlah total seluruh penjualan dengan persentase biaya-ke-eceran untuk memperoleh biaya penjualan.
Rumus biaya penjualan:
Biaya penjualan = penjualan x persentase biaya-ke-eceran
Langkah terakhir ini adalah mencari nilai persediaan akhir. Caranya adalah harga pokok barang yang tersedia dikurangi harga pokok penjualan. Hasilnya disebut nilai persediaan akhir.
Rumus persediaan akhir menggunakan metode ritel:
Persediaan akhir menggunakan ritel = harga pokok barang yang tersedia – harga pokok penjualan selama periode tersebut
Contoh Penggunaan:
Misalnya biaya persediaan adalah sebesar 400 dan harga eceran persediaan adalah 600
Persentase biaya-ke-eceran = biaya persediaan ÷ harga eceran persediaan
600 ÷ 800 = 0,75 atau 75%
Jadi persentase biaya-ke-eceran = 75%
Misalnya biaya persediaan awal adalah sebesar 1.500.000 dan biaya semua pembelian adalah 750.000
Baca juga: Cermati Cara Berjualan di Tokopedia buat Anda Calon Seller Sukses!
Harga pokok barang yang tersedia = biaya persediaan awal + biaya semua pembelian
1.500.000 + 750.000 = 2.250.000
Harga pokok barang yang tersedia =2.250.000
Misalnya penjualan adalah sebesar 2.000.000
Biaya penjualan = penjualan x persentase biaya-ke-eceran
2.000.000 x 75% = 1.500.000
Biaya penjualan = 1.500.000
Persediaan akhir menggunakan ritel = Harga pokok barang yang tersedia – Harga pokok penjualan selama satu periode
2.250.000 – 1.500.000 = 750.000
Jadi nilai persediaan akhir menggunakan metode ritel adalah = 750.000
Rumus persediaan akhir dengan metode WIP ini penghitungannya meliputi nilai sebagian barang yang diproduksi sebagai aset saat menghitung persediaan akhir.
Langkah-langkah rumus persediaan akhir menggunakan metode WIP adalah seperti berikut ini:
Langkah pertama adalah mengurangkan bahan yang dikirimkan ke produksi dari bahan yang dibeli untuk mendapatkan persediaan awal WIP.
Rumus persediaan awal WIP:
Persediaan awal WIP = bahan yang dibeli – bahan dikirim ke produksi
Langkah kedua adalah menentukan biaya produksi, caranya dengan menambahkan bahan yang dikirimkan ke produksi, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi biaya overhead pabrik.
Rumus biaya produksi:
Biaya produksi = bahan yang dikirim ke produksi + biaya tenaga kerja langsung + overhead pabrik
Untuk mendapatkan harga pokok produksi, caranya dengan menambahkan bahan langsung yang dipergunakan, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi dan WIP awal, selanjutnya dikurangi WIP akhir.
Rumus harga pokok produksi:
Harga pokok produksi = (bahan langsung yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya produksi + WIP awal) – WIP akhir
Caranya, tambahkan WIP awal dan biaya produksi, kemudian kurangi harga pokok produksi. Hasilnya akan menjadi inventaris akhir Anda.
Rumus persediaan akhir WIP:
Persediaan akhir menggunakan barang dalam proses = (WIP awal+ biaya produksi) – harga pokok produksi
Contoh Penggunaan:
1. Tentukan persediaan awal work in process (WIP)
Misalnya bahan yang dibeli sebesar 200.000.000 dan bahan yang dipindahkan ke produksi sebesar 180.000.000
Persediaan awal WIP = bahan yang dibeli – bahan dikirim ke produksi
200.000.000 – 180.000.000 = 20.000.000
Persediaan awal WIP = 20.000.000
Misalnya biaya tenaga kerja langsung adalah sebesar 100.000.000 dan overhead pabrik sebesar 80.000.000
Biaya produksi = bahan yang dikirim ke produksi + biaya tenaga kerja langsung + overhead pabrik
180.000.000 + 100.000.000 + 80.000.000 = 360.000.000
Jadi biaya produksi = 360.000.000
Misalnya diketahui WIP akhir 320.000.000
Harga pokok produksi = (bahan langsung yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya produksi + WIP awal) – WIP akhir
(180.000.000 + 100.000.000 + 360.000.000 + 20.000.000) – 320.000.000 = 340.000.000
Jadi harga pokok produksi barang = 340.000.000
Persediaan akhir menggunakan WIP= (persediaan awal WIP + Biaya produksi) – Harga pokok produksi
(20.000.000 + 360.000.000) – 340.000.000 = 20.000.000
Jadi persediaan akhir menggunakan WIP = 20.000.000
Demikian penjelasan rumus persediaan akhir menggunakan metode laba kotor, ritel dan WIC dan contoh penghitungannya. Semoga bermanfaat bagi bisnis Anda!